UPI LEADERSHIP CAMP 2018 (Hari 1 & 2)


UPI Leadership Camp (ULC) merupakan kegiatan kaderisasi lanjutan di tingkat universitas yang diadakan oleh kementerian PSDO BEM REMA UPI. Kegiatannya yaitu permaterian, coaching (focus group discussion), games, dan lain-lain. Selama beberapa hari dikarantina, kita akan dididik bagaimana menjadi seorang pemimpin.
Aku ikut ULC 2018 yang dilaksanakan dari tanggal 10-13 Mei 2018 di Brigif 5 ,Cimahi. Harusnya aku ikut yang tahun kemarin, tetapi tahun kemarin aku lagi hectic karena baru masuk himpunan, dan kurang informasi tentang ULC. ULC ini memang terbuka untuk semua angkatan yang masih aktif di UPI, untuk tahun 2018 berarti dibuka untuk angkatan 2014-2017. Tetapi angkatan 2016 lebih keatas lebih banyak yang jadi panitia, sehingga yang temen seangkatan sama aku yang jadi peserta sedikit, diantaranya : Andre (Pend. Geografi 2016), Ade (Ilmu Pend. Agama Islam 2016), Adit (Pend. Seni Tari 2016), Yetno (FPOK 2016), dan lain-lain. Sebelum aku ikut ULC, aku udah kenal dengan Andre dan Ade karena kita dulu satu sektor sewaktu jadi pemandu di MOKAKU UPI 2017, tetapi aku nggak tau apa mereka masih ingat atau nggak.
ULC 4 hari ngapain aja ? Kaya Secapa ? Banyak, akan aku ceritaiin satu-satu dibawah. Nggak kaya secapa, karena kita nggak dididik oleh TNI meskipun acaranya dilaksanakan di komplek militer. Tenang, nggak ada-ada marah-marah atau pendisiplinan, karena esensi acaranya bukan itu dan buat apa juga.

~Hari Pertama (Kamis, 10 Mei 2018)~
Aku kumpul di depan Masjid Al-Furqon jam 6.40 Pagi, harusnya acaranya dimulai jam 7 tetapi terlambat sampai jam 8.30 karena menunggu peserta lain yang datang. Peserta ULC ini dari semua fakultas dan kampus daerah (KAMDA) di UPI. Aku adalah delegasi dari Department Pendidikan Bahasa Inggris, sekaligus dari FPBS karena aku satu-satunya peserta dari FPBS. Selain dari UPI ada juga 2 peserta lain dari IKOPIN (Institut Manajemen Koperasi Indonesia).
Jam 8.30 kami dikumpulkan di aula Masjid Al-Furqon, acaranya adalah perkenalan, pembagian kelompok dan game Komunikata. Game Komunikata adalah game menyampaikan pesan dengan hanya menggerakan mulut tanpa mengeluarkan suara. Dan ada penjelasan singkat tentang ULC dari panitia. Kami berangkat sekitar jam 9 ke tempat pelatihan menggunakan truck TNI (mobil ranger), perjalanan yang ditempuh sekitar 40 menit.
Kelompok 7 UPI Leadership Camp 2018
Sesampai disana kegiatan pertama adalah sambutan-sambutan, lalu makan siang dengan bekal yang dibawa masing-masing dan shalat Dzuhur. Di pertengahan sesudah makan sambil menunggu waktu dzuhur ada ice breaking yaitu game pesona 2 menit. Game menebak gerakan dan yang ditebak yaitu nama gedung, kegiatan, atau orang penting di UPI. Ada satu orang peraga dan satu orang penjawab, peserta dibagi 2 tim yaitu tim laki-laki dan perempuan.
Sesudahnya ada coaching dengan kelompok masing-masing. Aku termasuk dalam kelompok 7 bersama dengan Aisyah (Pend. Matematika 2017), Annisa (Ilmu Pend. Agama Islam 2017), Hana (PGPAUD KAMDA Purwakarta 2017), Nito (PGSD KAMDA Cibiru 2017), Fadel (PGSD Purwakarta 2017), Wawan (Pend. Akuntansi 2017), dan Salim (PGSD KAMDA Soreang 2016). Untuk coach kelompok adalah Sofia (Pend. Manajemen Bisnis 2015) yang adalah dirjen pengembangan dari BEM REMA UPI. Sesi coaching ini adalah perkenalan dan pembahasan tentang pemuda dan 4 pilar kebangsaan.
Sesudah Coaching ada pematerian tentang pemuda dan 4 pilar kebangsaan yang di sampaikan oleh Dr. Al Muzzammil Yusuf, Anggota DPR RI. 4 Pilar kebangsaan yaitu : UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tungga Ika. Selain itu beliau membahas tentang Pasal 31 ayat 3 UUD 1945 dan Negara Hukum. Ada 5 ciri Negara hukum yaitu : Supremacy of Law, Equality Before The law, Due Process of Law, Peradilan Bebas Merdeka, dan Menjunjung tinggi HAM.
Setelah itu ada coaching lagi tentang organisasi BEM REMA UPI, dan dilanjut dengan pematerian “REMA UPI Sebagai Organisasi Strategis UPI” yang disampaikan oleh Kang Junai, Kang Sandi Irawan, dan Kang M. Ghurfon S . Di pematerian ini membahasa tentang REMA UPI yang merupakan organisasi struktural atau setara dengan rektorat. REMA UPI terdiri dari 3 badan yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa), dan MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa). BEM REMA mempunyai sub organisasi yaitu organisasi tingkat fakultas dan jurusan/department. DPM REMA mempunyai tugas untuk mengawas dan memberi rekomendasi terhadap BEM REMA. DPM REMA mempunyai tugas membuat undang-undang, salah satunya undang-undang pengkaderan dan undang-undang P2M. MPM merupakan organisasi yang terdiri dari para ketua umum organisasi tingkat fakultas, department/jurusan dan para ketua umum UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di UPI.
Sesudah materi tentang REMA UPI adalah makan malam (dengan nasi, capcay, dan telur) lalu diskusi kelompok tentang penampilan seni. Selanjutnya ada coaching lagi tentang masalah kampus di UPI.
Setelah coaching ada pematerian tentang Problematika Kampus UPI yang disampaikan oleh Firndo Fitrian, Fauzan Irfan, dan Firda Ayu Lestari. Ada 5 masalah utama di UPI yaitu : UKT (Uang Kuliah Tunggal), IUK (Iuran Uang Kemahasiswaan), PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbada Hukum), MWA (Majelis Walis Amanat), dan Fasilitas di kampus daerah yang kurang memadai. Sesudah pematerian ada diskusi dengan kelompok besar lalu ada simulasi aksi bagaimana cara lobbying dan advokasi dengan rektor tentang masalah kampus.
Simulasi merupakan agenda terakhir hari ini. Sekitar jam 12 malam kami pergi ke barak untuk tidur. Keadaan di dalam barak kosong layaknya aula tidak ada ranjang dan lemari, kami tidur hanya dengan matras dan sleeping bag.

~Hari Kedua (Jumat, 10 Mei 2018)~
Hari kedua kami dibangunkan sekitar jam 4.30 pagi untuk melaksanakan shalat subuh. Sesudahnya kami kembali ke barak untuk berganti pakaian dengan pakaian olahraga karena kami akan melaksanakan olahraga.
Kami olahraga di lapang depan barak, instrukturnya merupakan anak FPOK UPI. Olahraga diawali dengan pemanasan, lalu dilanjutkan dengan lari keliling lapangan dan game mencari pasangan sesuai jumlah peluit. Jika peluit ditiup 3 kali maka harus berkumpul 3 orang, dan jika peluit ditiup 4 kali maka harus berkumpul 4 orang, dan seterusnya. Ada hukuman bagi kelompok yang tidak mencapai jumlah yang telah ditetapkan, yaitu push up sebanyak 10 kali. Sesudahnya laki-laki dan perempuan dipisah karena berbeda game. Laki-laki bermain tarik tambang dan perempuan bermain catch me if you can. Sama seperti sebelumnya, yang kalah mendapat hukuman, hukuman kali ini adalah push up ditambah menggendong temannya sejauh setengah lapangan, namun hukumannya khusus laki-laki karena di game perempuan tidak ada yang kalah ataupun menang.
Sesudah olahraga kami pergi mandi. Di area kamar mandi ada shower rusak dan bilik kamar mandi dengan pintu yang rusak, selain itu ada bak besar tanpa air dengan gayung di luar. Karena yang bisa digunakan hanya bilik kamar mandi, kami jadinya mandi disana. Kami harus mengangkat pintu yang rusak untuk menutup kamar mandi, itupun tidak tertutup sempurna. Dan air disana kotor. Seriously I paid Rp 110.000 for this ? For that barack and the bathroom ? I think I could get more than this.
Sesudah mandi kami sarapan di depan barang dengan nasi kuning. Ada ice breaking sebelum kami sarapan yaitu bermain game panggil nama teman.  Setelah sarapan kami pergi ke aula untuk pematerian. Pematerinya adalah Hamda Ardiansyah, mantan presiden REMA UPI, materinya tentang Masalah Kampus & Advokasi. Beliau bercerita tentang masalah kampus, cara mengadvokasi, dan tipe mahasiswa. Ada 2 tipe yang tidak aktif di isu kampus yaitu : (1) Mahasiswa yang tidak tahu, dan (2) mahasiswa yang tidak mau tahu.
Coaching + Olahraga
Selanjutnya ada sesi coaching, di sesi coaching ini kami mengobrol tentang analisis kebijakan publik. Sesudah coaching ada pematerian tentang analisis kebijakan publik yang disampaikan oleh Andi Rahmat, mantan anggota DPR RI. Kebijakan publik merupakan kebijakan yang berlaku luas dan memiliki 3 unsur yaitu : Sumber Legimitasi Kebijakan, Alat Kebijakan, dan Dampak kebijakan.
Sesudah pematerian laki-laki kembali ke barak untuk persiapan shalat Jumat dan perempuan tetap di aula untuk keputrian. Jarak dari barak/aula ke masjid terdekat sangatlah jauh, sekitar 2-3 KM, atau kira-kira seperti jarak Kampus UPI Bumi Siliwangi ke Borma Setiabudi.
Setelah shalat Jumat selesai kami makan siang dengan nasi, tempe pedas, dan sayur toge. Dilanjut dengan diskusi penampilan kelompok sekitar 10 menit, dan sesudahnya kami ada pematerian lagi tentang Mahasiswa dalam Mengawal Kebijakan Pemerintah, yang disampaikan oleh Retas Amjad, dan Fajar Abdulah Azam.
Sesudah pematerian, dari 10 kelompok kami dibagi menjadi 4 fraksi. 4 Fraksi ini akan digunakan dalam pemilihan ketua angkatan ULC 2018. Setiap fraksi mencalonkan 2 orang calon ketua angkatan. Dan fungsi dari ketua angkatan ini adalah untuk memimpin social project yang akan kami laksanakan setelah kegiatan ULC ini berakhir.
Setelah diskusi panjang dan mendapat 8 calon ketua angkatan, kegiatan dilanjutkan dengan pematerian Pendidikan Sebagai Kunci Kemajuan Bangsa, yang disampaikan oleh Andika Ramadhan Febriansyah. Beliau bercerita tentang pendidikan di berbagai belahan dunia seperti di Cuba, Korea Selatan, dan lain-lain. Beliaupun berkata bahwa guru di Indonesia tidak dihargai. Guru harus sejahtera dan dihargai sehingga guru tidak hanya mikirin perut (makan) tetapi juga berpikir bagaimana berinovasi dalam pendidikan.
Sesudah pematerian kami isoma. Kami makan malam dengan nasi, telur, dan tahu. Kegiatan lalu dilanjutkan dengan diskusi perfraksi tentang social project. Setiap fraksi mengajukan social project yang nanti akan didiskusikan dan dimusyawarahkan untuk dipilih satu yang akan dijalani. Setelah diskusi lalu kami kembali ke barak sekitar pukul 10 malam untuk tidur.


Mohon maaf bila ada kesalahan nama

Comments (0)

Posting Komentar