Kehidupan Kostku - Part 3 (Ketemu Online)

0

Posted by Unknown | Posted in , ,


Sudah satu semester aku tinggal di kost, dan aku belum kenal satu tetanggapun. Aku hanya kenal Ibu dan Bapa Kostku, itupun nggak terlalu kenal. Aku sering melihat atau berpapasan dengan tetanggaku beberapa kali. Dan itu hanya berujung lihat-lihatan tanpa komunikasi, karena seringkali kita bertemu dalam posisi harus cepat ke kampus karena kuliah pagi.
Kadang sedih, ngerasa sendiri di kost. Tapi aku punya sisi dimana aku sulit untuk kenalan dengan orang baru tanpa suatu paksaan atau takdir, ya bisa dibilang introvert dengan sedikit anti sosial. Dalam setiap doaku, aku selalu berdoa "Ya Tuhan, perkenalkanlah aku dengan tetangga kostanku". Doa itu aku panjatkan setiap aku ibadah sejak aku mulai ngekost.
And then, a week before UAS semester 3. Pas aku lagi buru-buru ke kampus karena telat kuliah, nggak sengaja aku nabrak orang di tangga. Dia bilang "Maaf-maaf" terus langsung pergi ke atas, mugkin karena buru-buru. Dan bodohnya aku malah bengong di tangga sampai dia pergi, nggak bilang maaf atau apapun. Terus otak aku conect "Oh itu akang (kakak) yang di kamar sebelah aku, cuma kepisah tangga". Karena dia udah pergi, ya udah aku juga pergi langsung karena kuliah di mulai 10 menit lagi.
2 bulan berlalu, aku nggak pernah berpapasan dengan tetangga lagi. Dan akhir-akhir ini aku lagi menggunakan suatu "Chating Apps" , bisa dibilang ini applikasi buat orang-orang kesepian atau cari teman. Walau ya, aku nggak se-ngenes itu. Kadang applikasi ini juga nge-match kita dengan orang random, regardless it gender, sex, and race.
Lalu suatu malam, ada chat masuk. Di liat dari jaraknya dekat sekali, kurang dari 10 meter. Dia bilang “Dimana ? Kok deket banget, anak UPI ?” , terus aku jawab “Ya, aku di Geger Kalong Girang”, lalu dia membalas “Kost disana ? Saya ngekost di kost yang warna hijau”. Sesudah itu kami lanjut bercakap-cakap dan tukeran kontak Whatsapp.
Di Whatsapp kami mengobrol banyak dan janjian untuk meetup untuk ngobrol-ngobrol malam ini sekitar jam 9 malam karena dia ada kerja kelompok sebelumnya. Sembari nunggu dia, aku keluar nyari makan dan sempet liat bahwa kost berwarna hijau adalah gedung kost disebelahku.
Sekitar jam 9 malam aku sudah di kamar dan mendengar Ibu kost menyapa seseorang di Lantai 1, “Baru pulang ? Malam sekali” , “Ya Bu, baru pulang kerja kelompok” sahut seorang lelaki yang lalu dia naik keatas dan membuka suatu pintu kamar.  Beberapa saat kemudian ada chat masuk dari dia di whatsapps, “Jadi ngobrol-ngobrol ? saya sudah pulang” , “Wait, kost kamu berapa lantai ? soalnya tetangga aku juga baru balik” tanyaku, lalu dia menjawab “4 lantai”, “Kamu tinggal di lantai ?” tanyaku lagi, “Saya di lantai 2, kamar nomor 3 dekat tangga” jawabnya.
Aku sempet mikir, kost 4 lantai dengan kamar no. 3 deket tangga, cocok sekali dengan deskripsi kost aku. Aku lalu menjawab chat dia lagi “Jangan-jangan kita sekost” . Setelah mengirim chat tersebut aku lalu keluar dan mengunci kamar kostku lalu pergi ke kamar no.3 untuk memotret pintunya yang kemudian aku kirimkan ke dia. “Bangunan dan kamar yang ini bukan ?” tanyaku. “Wah sekost hahaha” jawabnya, lalu aku membalas “Pantes deket banget”. Memang dekat sekali kamarnya, hanya sekitar 1 meter dari kamarku.
Kemudian, aku mengetok pintu kamarnya, lalu kita mengobrol-ngobrol di kamar kostnya. Kita nggak pergi ngobrol di luar karena percuma, kita tinggal satu atap dan udah terlalu malas untuk pergi keluar. Aku ngobrol sama dia cukup lama sampai tengah malam. Dari obrolan kita aku baru tahu bahwa dia adalah mahasiswa S3 di UPI, dan lagi mengerjakan tesis. Oh ya nama dia Boy, dia berasal dari Palu, Sulawesi.
Akhirnya aku ada orang yang aku kenal di kost tetapi walau kenal kita nggak terlalu dekat karena sama-sama sibuk dan jarang di kost. Aku sesekali main ke kamarnya atau sebaliknya untuk ngobrol-ngobrol atau menghabiskan waktu bersama seperti mengerjakan tugas (yang tentu saja tugas kita sangat berbeda).

Dan beberapa minggu setelah aku kenal dengan Boy. Aku ngelihat akang yang dikamar no. 1 lagi packing dan pindahan, sepertinya dia pindah ke kamar no.7 (kamar ini dulunya kosong). Sehingga kamar no.1 jadi kosong. Dan aku nggak pernah melihat lagi penghuni dari kamar no.2 . Untuk akang di kamar B & D aku beberapa kali berpapasan tetapi tetap tidak ada interaksi, mungkin dilain waktu kita bisa berkenalan. Aku juga berpasasan dengan beberapa tetangga misterius yang lain, aku pikir aku perlu bersosialiasasi lebih banyak.

Kehidupan Kostku – Part 2 (Tetangga yang Individualis)

0

Posted by Unknown | Posted in , ,


Sudah beberapa bulan aku tinggal kost, pertanyaan yang sering diajukan adalah “Bagaimana dengan tetangga ? Apakah kamu bersosialiasi dengan mereka ?” Jawabannya bisa ya, bisa tidak.
Kostanku termasuk kostan homogen, dimana seluruh penghuninya (kecuali landlord) adalah laki-laki. Kostanku terdiri dari 4 lantai, ada 8 kamar bernomor dan 4 kamar tanpa nomor (yang biasanya aku sebut kamar A-D). Lantai 1 adalah kediaman landlord atau pemilik kost, lantai 2 terdiri dari 7 kamar, lantai 3 terdiri dari 3 kamar, dan lantai 4 terdiri dari 2 kamar. Setiap lantai memiliki 1 kamar mandi, dan beberapa kamar memiliki kamar mandi di dalam.
Lantai 1 merupakan lantai dimana landlord tinggal. Sebenarnya di lantai ini ada 2 kamar, namun diisi oleh kerabat dari landlord.
Lantai 2 terdiri dari kamar nomor 1-3 dan kamar A-D. Aku tinggal di lantai ini, dan aku tahu semua penghuni di lantai ini (tahu, bukan kenal). Lantai 2 juga merupakan lantai paling berisik selain lantai 1. Tentu saja semua yang tinggal di lantai atas, mau nggak mau harus melewati lantai ini. Lantai ini juga mempunyai jalur ke jemuran outdoor. Jemuran terletak di atas kamar A-D.
Lantai 3 terdiri dari 3 kamar, kamar nomor 4-6. Lantai ini merupakan lantai paling sepi, dan aku belum pernah sama sekali melihat penghuni dari kamar-kamar di lantai ini.
Lantai 4 terdiri dari 2 kamar, kamar nomor 7-8 . Di lantai ini ada jemuran indoor mini, dan juga satu kasur outdoor yang aku nggak tau kegunaannya apa. Aku pernah beberapa kali berpapasan dan bertemu dengan penghuni kamar lantai ini.
Suasana Lorong Kamar A-D
Semua penghuni di kostan ini adalah tipe orang yang individualis (termasuk aku), kami tidak saling kenal, mungkin beberapa ada yang saling kenal, tetapi tidak ada yang kenal dengan semua penghuni kecuali landlord. Jika ada di dalam kamar, kami semua menutup pintu, kecuali jika ada tamu atau teman berkunjung makan pintu kamar akan dibuka sedikit. Hal inilah yang mungkin jadi salah satu alasan kenapa kami tidak saling mengenal.
Sebenarnya aku mau banget kenal sama mereka, tetapi tidak ada usaha dari kedua belah pihak. Aku tipe orang Introvert dan sedikit anti sosial, aku sangat susah untuk memulai hubungan atau percakapan duluan. Dan aku sering merasa kurang nyaman dengan orang asing.
Mungkin kalian berpikir kenapa nggak dicoba ? Aku udah coba tetapi itu merupakan salah satu hal paling sulit untuk dilakukan. Dan beberapa dari mereka kebannyakan saat aku pergi ke kampus, mereka belum bangun. Saat aku mau tidur mereka baru pulang. Jadi, schedulle juga jadi problem aku buat kenalan. Aku beberapa kali berpapasan dengan salah satu dari mereka, tetapi kami hanya lewat tanpa melakukan interaksi apapun.
Dibawah ini aku melampirkan beberapa ciri-ciri tetanggaku, masih merupakan hipotesis karena aku belum mengenal mereka :

~Penghuni Kamar Nomor 1~
Dia mungkin maru, tingginya sekitar 170 cm dan berkumis tipis. Pemain Mobile Legend , kadang suka berisik kalau main Mobile Legend. Punya teman dekat yang tinggal di lantai atas. Punya kipas angin dan suka berpakaian pendek (apa dia nggak kedinginan ?). Orang yang paling sering ‘Open Door’ dibanding penghuni lain di lantai 2.
~Penghuni Kamar Nomor 2~
Merupakan orang asing atau Foreign berkulit hitam, badannya tinggi besar. Aku tidak tau dia berasal dari negara mana, tetapi dia lumayan fasih berbicara Bahasa Indonesia, mungkin dia mahasiswa asing. Dia seorang muslim, karena aku pernah berpapasan dengan dia di masjid. Terkadang malam-malam dia menelepon sesorang dengan bahasa asing yang aku tak mengerti.
~Penghuni Kamar Nomor 3~
Namanya Boy, anak S3 UPI, mungkin dia orang yang literary aku kenal di kost, selain landlord. Di berasal dari Palu, Sulawesi. Kelahiran tahun 1995 , cukup muda untuk seorang mahasiswa S3. Tingginya sekitar 175 cm dan lumayan kurus. Uniknya aku kenal dia secara online, bukan dari real life.

~Penghuni Kamar A~
It is my room, what do you want to know about me ?
~Penghuni Kamar B~
Penghuni kamar di depan kamar aku. Kalau nggak salah namanya Ardi (Aku dengar waktu dia ngobrol). Orang Jawa, bisa aku dengar dari logat dan cara bicaranya. Tingginya sekitar 170 cm dan memakai kacamata. Dia pandai bermain gitar. Dia kadang suka keluar malam, diatas jam 9 malam, kadang sendiri atau sama temannya di jemput. Dia juga punya motor. Walau jarak kamar kita mungkin hanya sekitar 60 cm, kita belum pernah berkomunikasi sama sekali.
~Penghuni Kamar C~
Penghuni kamar ini adalah Pa Boriel, bapa kostku, kadang kepokannya juga suka berada di kamar ini.
~Penghuni Kamar D~
Penguni kamar ini namanya “…Nang…” , aku nggak tau nama lengkapnya, namun, temannya suka memanggil dia dengan panggilan “Nang” Tingginya sekitar 170 cm dan dia anak UPI, karena aku pernah dengar dia ngobrol tentang BAQI (UKM membaca quran di UPI). Dan dia juga anak theater.

~Tetangga Misterius 1~
Tetangga misterius pertama adalah teman dekat dari penghuni kamar nomor 1, kemungkinan dia tinggal di kamar nomor 8 (lantai 4).
~Tetangga Misterius 2~
Tetangga misterius yang kedua pernah aku temui saat dia sedang pindahan, dan dia membawa TV. Tetapi kita tidak sempat berkomunikasi karena saat itu aku sedang buru-buru mau pelatihan pemandu MOKAKU. Kemungkinan dia tinggal di lantai 3.
~Tetangga Misterius 3~
Tetangga misterius yang ketiga tidak pernah aku liat wujudnya. Satu hal yang aku tau dia anak PSM UPI (Paduan Suara Mahasiswa UPI), karena aku pernah dengar percakapan dia dari dalam kamarku tentang dia baru pulang latihan PSM, dan temannya di PSM mempunyai pacar di kostanku.Kemungkinan dia tinggal di lantai 3 atau 4.
~Tetangga Misterius 4~
            Tetangga misterius keempat merupakan pacar dari temannya tetangga misterius 3. Dia kemungkinan besar tinggal di lantai 2, tapi bisa saja dia tinggal di lantai 3 atau 4.
~Tetangga Misterius 5~
            Tetangga misterius kelima namanya Agung. Aku belum pernah liat wujudnya, tetapi pernah dipanggil Ibu Kost saat menagih uang listrik. Dia tinggal di lantai 3.
~Tetangga Misterius 6~
            Tetangga misterius kelima namanya Ran. Aku nggak tau dia siapa, tetapi aku pernah melihat sebuah kerta berisi nama ini di tong sampah. Kemungkinan tinggal di lantai 2.


Itulah tetangga-tetangga kost yang aku ketahui, semoga kedepannya aku bisa kenal dan lebih banyak bersosialisasi dengan mereka. Dan informasi soal tetangga belum tentu 100% benar, karena masih merupakan opini pribadi aku. Tentang tetangga misterius, bisa saja beberapa dari mereka adalah orang yang sama, maksudku seperti tentangga misterius 4, bisa saja dia salah satu dari penghuni kamar 1-3 atau B-D.

Kehidupan Kostku – Part 1 (Hidup Baru di daerah baru)

0

Posted by Unknown | Posted in , ,

Semester 3 adalah salah satu moment yang merubah hidupku. Di semester ini aku mulai hidup mandiri, aku memutuskan untuk mulai ngekost di semester ini. Aku kuliah di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) , salah satu kampus negeri yang terletak di Bandung Utara, tepatnya di Jalan Setiabudi. Sementara rumahku berada di daerah Turangga, Bandung Timur. Jarak dari rumah ke kampus sekitar 11 kilometer, dan dua semester pertama aku habiskan dengan pulang-pergi yang kira-kira memakan waktu 1 jam, dan sangat melelahkan. Karena itulah aku memutuskan untuk ngekost.
Pas libur panjang aku nyari kost ke daerah Geger Kalong bersama keluarga, nggak butuh waktu lama untuk mencari, karena sewaktu nyari kost, kami dibantu oleh tukang ojek. Aku kost di daerah Geger Kalong Girang, dekat masjid DT (Daarut Tauhiid), sebuah masjid kepunyaan AA Gym.
Suasana Kamar (Belum Unpacking)
Pada tanggal 21 Agustus 2017, adalah hari pertama aku di kost sekaligus kepindahanku. Aku membawa banyak barang untuk survive di kost. Harga kostku sudah sepaket dengan karpet, kasur, dan lemari 3 tingkat, jadi aku tinggal membawa barang-barang yang belum ada. Aku membawa electric lunch box, toaster, setrika, dan 2 box kain serbaguna. Keluargaku tidak menginzinkan aku membawa rice cooker, mereka mengizinkanku membawa yang lain, namun tidak dengan rice cooker. Menurut mereka akan mubazir jika aku masak nasi di kost.
Kamar kostku mempunyai kamar mandi di dalam, jadi aku membawa ember dan gayung. Aku memilih kamar mandi di dalam karena aku tipe orang yang menghabiskan waktu lama di kamar mandi, kadang bisa sampai 1 jam, tergantung apa yang aku lakukan di kamar mandi. And off couse I need more privacy.
Suasana Kamar Mandi
Kamar Kostku tidak terlalu luas, mungkin sekitar 3*3 meter persegi. Ada satu jendela, namun jendela dalam ruangan, yang menghadap ke kamar-kamar lainnya. Karena terletak di Bandung Utara, suhu di sekitar kostku lebih dingin daripada di rumahku, apalagi kalau pagi atau saat hujan. Aku mendekorasi kamar kostku dengan lampu tumblr (lampu natal) dan 5 poster dari girlband favoriteku. Lampu tumblr ini aku jadikan lampu tidurku, kalau dinyalakan akan memberikan efek relaksasi dan romantis, yang nyaman untuk tidur.
Roti menjadi makanan pokokku di kost. Pertama, karena aku tidak punya rice cooker. Kedua, roti lebih praktis dan mudah didapat.  Dan Ketiga, tidak ada dapur di kostanku. Sebenarnya aku bisa saja masak nasi dengan electric lunch box, tetapi aku terlalu malas untuk melakukannya. Selain itu terkadang aku masak mie dengan eletric lunch box. Aku jarang sekali membuat makan di kost, biasanya aku membeli makanan di luar, dan memakannya di kost.
Berkat ngekost aku kenal dengan yang namanya warteg (Warung Tegal). Jujur, dulu aku anti banget sama yang namanya warteg, karena aku jarang makan makanan rumah, dan lebih prefer fast food. Tapi semenjak ngekost, warteg jadi salah satu tempat yang sering aku kunjungi. Dimana lagi tempat bisa makan ayam dan nasi dengan biaya kurang dari 10.000 ? Warteg jawabannya. Kebiasaan pilih-pilih makanan aku juga berkurang, biasanya aku cuma makan dengan makanan tertentu yang aku suka. Tetapi sekarang yang kira-kira enak dan sehat di warteg aku beli.
Pintu Kamar dilihat dari dalam
Dan dengan ngekost aku jadi lebih mandiri. Banyak hal yang biasanya aku malas melakukannya di rumah, tetapi harus dilakukan mau nggak mau di kost karena nggak ada orang  yang akan melakukannya untukku, seperti misalnya cuci piring.
Walau aku ngekost, untungnya rumahku masih satu kota, jadi aku bisa pulang seminggu sekali. Aku pulang untuk mencuci baju, karena jemuran di kost selalu penuh dan mencuci dengan tangan itu perlu banyak tenaga dan waktu. Dan aku pulang karena aku dikasih uang mingguan jika pulang.
Semoga banyak dampak positif dengan aku yang sekarang tinggal (semi) ngekost dan jauh dari keluarga ini.