Taking Part in Indonesia Regional Election

0

Posted by Unknown | Posted in , , ,


27th June 2018 is a historical day for me and Indonesia because it was my first time taking part in Indonesia Regional Election. I got my legal age 2 years ago, but there is no election in past 2 years. Legal age is one of the requirements to join an Election, the other one is Indonesia citizenship and has an ID card (KTP).

We choose a governor and mayor for this Regional Election. I live in Bandung, so I choose a governor for Jawa Barat and Mayor of Bandung. Actually, I am a type of person that not really into politics, I barely know the candidates of the election. I know some people like Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, and Oded M Danial, but I don't have any idea about the rest.

To give your vote in a regional election, first, you must go to Tempat Pemungutan Suara (Voting Place). Second, validate your data by showing your ID card to the election committee, make sure your name was registered in that voting place. Third, wait until your name is called and then the committee will give you the election paper. Don’t forget to check your paper, if there any flaw you can exchange it with the new one. Fourth, go to the voting booth and give your vote there. There is a sharp object inside the booth, what you have to do is stab the photo or number on the candidates of your choice. Fifth, fold the paper and put it inside the box. Sixth, dip one of your fingers in the purple ink, it's a sign that you have already given your vote on election.

Giving a vote in a regional election is very simple. As a good Indonesia citizen, I am proud that I can do my obligation, giving a vote in the election. For anyone that would win the regional Election, I hope he/she can make Bandung become a better city, and Jawa Barat becomes a better province. Let's make Indonesia great again!

Sorry if there any grammar mistakes.
This article was also published on my facebook.

UPI LEADERSHIP CAMP 2018 (Hari 3 & 4)

0

Posted by Unknown | Posted in ,



~Hari Ketiga (Kamis, 12 Mei 2018)~
Di hari ketiga kami dibangunkan pukul 04.30 untuk shalat subuh, sesudahnya kami kembali ke barak untuk siap-siap latihan PBB (Peraturan Baris Berbaris) dasar. Di latihan PPB kami dibagi 4 kelompok : 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri, dan setiap kelompok mempunyai danton (komandan pleton) masing-masing. Kami belajar tentang sikap sempurna, istirahat di tempat, hormat, lancang depan/kanan, balik kanan, hadap kanan/kiri, hadap serong kanan/kiri, haluan, dan belokan.
Sesudah latihan PBB kami kembali ke barak untuk bersiap-siap mandi. Kondisi kamar mandi sangatlah penuh saat itu, dan disana kami bertemu beberapa tentara yang sedang mandi. Para tentara itu menyarankan kami untuk mandi di luar, di bak besar saja bersama-sama.  Namun, sebagian besar dari kami tidak setuju dan lebih memilih mengantri di kamar mandi tertutup (yang sebenarnya pintunyapun rusak). Sesudah mandi kami sarapan dengan tempe dan bihun.
PBB + Latihan Penampilan Kelompok
Sesudah sarapan ada presentasi social project perfraksi. Saat presentasi ada juri yang memberi komentar tentang kekurangan dan hal-hal yang harus diperbaiki dalam social project kami. Dan juri juga memberi saran social project apa yang seharusnya kami pilih dan jalani.
Setelah presentasi kami kembali ke kelompok masing-masing untuk latihan penampilan kelompok, kami hanya diberi waktu 10 menit untuk latihan. Urutan tampil diundi, kelompok aku (kelompok 7) mendapat urutan tampil ke dua, dan ada juri yang akan memberi komentar tentang penampilan kami. Kelompokku menampilkan musikalisasi puisi. Aku, Annisa, dan Wawan kebagian part untuk baca 3 puisi yang berbeda ; Nito dapat part untuk beatbox ; Fadeel dapat part untuk bermain gitar ; dan Hana, Salim dapat part untuk bernyanyi. Aku juga ngerap di awal penampilan, tapi rapnya fail karena aku lupa lirik dan nada. Penampilan kelompok lain juga kurang lebih sama dengan kelompokku. Ada yang musikalisasi puisi, puisi berantai, dan menyanyi.
Sesudah penampilan kelompok kami makan siang dengan nasi, telur, dan capcay. Lalu dilanjut dengan pematerian Analisis Pendagogy Fiery & Pemimpin Strateji dalam Pembangunan Pendidikan, yang disampaikan oleh Yana Setiawan, dosen FPEB UPI. Beliau memaparkan fakta dan masalah pendidikan Indonesia, dam 4 versi kapitalisme.
Setelah pematerian ada pemilihan ketua angkatan. Dari 8 calon, 4 calon memundurkan diri sehingga hanya tersisa 4 calon yaitu : Syahid, Iqbal, Niko, dan Andre. Dari keempat calon tersebut lalu berorasi tentang visi dan misinya masing-masing. Setelah keempat calon ketua angkatan kami melakukan musyawarah dan diskusi namun kami menemui jalan buntu karena tidak adanya kesepakatan dari keempat fraksi. Sesi musyawarah kemudian berlanjut kepada sesi lobbying. Dan dari sesi lobbying ditetapkan dan dilantik ketua angkatan ULC 2018 yaitu Abdul Syahid dari Pendidikan Geografi 2017.
Sesudah diskusi yang panjang dan dilantiknya ketua angkatan, kami lalu makan malam dengan nasi, ayam, tahu, dan semangka. Setelahnya ada sesi coaching dan dilanjut dengan pematerian eksklusif tentang Realita Pendidikan, yang dibawakan oleh Wahidya Difta  Sunanda (BEM UNY), Sujada Abdul Malik (BEM Unsoed), dan Fauzan Irfan (BEM UPI). Pemateriannya membahas isu-isu pendidikan yang ada di Indonesia, landasan & latar belakang pendidikan Indonesia, dan hukum-hukum tentang pendidikan di Indonesia.
Setelah pematerian ada sosialisasi tentang Garuda Siliwangi, oleh Presiden BEM REMA UPI yaitu Fauzan Irfan. Garuda Siliwangi merupakan organisasi pergerakan mahasiswa yang berlokasi di UPI. Sesudah sosialisasi kami kembali ke barak untuk tidur sekitar jam 12 malam.

~Hari Keempat (Minggu, 13 Mei 2018)~
Di pagi hari keempat seperti biasa kami dibangunkan untuk shalat subuh. Di hari keempat ini tidak ada olahraga ataupun latihan PBB sehingga kami diberi waktu lebih untuk mandi dan packing.
Sesudah packing kami pergi ke aula untuk sarapan dengan nasi uduk dan bihun. Lalu dilanjut dengan ice breaking. Setelahnya ada orasi dari calon komandan Garuda Siliwangi, ada 4 calonnya. Pemilihan komandan dilakukan secara tertutup oleh Presiden BEM dan para menterinya. Dan hasilnya adalah dipilihlah Yetno sebagai komandan Garuda Siliwangi.
Kegiatan di Aula + Foto Sendirian
Komandan Garuda Siliwangi kemudian dilantik dan ada upacara penutupan setelahnya. Sesudah upacara penutupan ada sesi foto-foto, foto bersama semuanya, foto kelompok, foto perfakultas,dan foto perjurusan. Yang paling sedih adalah ketika foto perfakultas & jurusan karena aku delegasi satu-satunya dari jurusan dan fakultas, jadi aku hanya foto sendiri.

Sebelum pulang kami makan siang dengan sambal goreng ketang dan perkedel jagung. Sekitar pukul 13.30 kami pulang ke kampus masing-masing. Peserta yang berasal dari kampus daerah telah pulang terlebih dahulu karena mengejar waktu pemberangkatan kereta. Walaupun acara ULC sudah berakhir, namun nyatanya tidak 100% berakhir karena kami masih ada social project yang harus kami dijalani.

Mohon maaf bila ada kesalahan nama

UPI LEADERSHIP CAMP 2018 (Hari 1 & 2)

0

Posted by Unknown | Posted in ,


UPI Leadership Camp (ULC) merupakan kegiatan kaderisasi lanjutan di tingkat universitas yang diadakan oleh kementerian PSDO BEM REMA UPI. Kegiatannya yaitu permaterian, coaching (focus group discussion), games, dan lain-lain. Selama beberapa hari dikarantina, kita akan dididik bagaimana menjadi seorang pemimpin.
Aku ikut ULC 2018 yang dilaksanakan dari tanggal 10-13 Mei 2018 di Brigif 5 ,Cimahi. Harusnya aku ikut yang tahun kemarin, tetapi tahun kemarin aku lagi hectic karena baru masuk himpunan, dan kurang informasi tentang ULC. ULC ini memang terbuka untuk semua angkatan yang masih aktif di UPI, untuk tahun 2018 berarti dibuka untuk angkatan 2014-2017. Tetapi angkatan 2016 lebih keatas lebih banyak yang jadi panitia, sehingga yang temen seangkatan sama aku yang jadi peserta sedikit, diantaranya : Andre (Pend. Geografi 2016), Ade (Ilmu Pend. Agama Islam 2016), Adit (Pend. Seni Tari 2016), Yetno (FPOK 2016), dan lain-lain. Sebelum aku ikut ULC, aku udah kenal dengan Andre dan Ade karena kita dulu satu sektor sewaktu jadi pemandu di MOKAKU UPI 2017, tetapi aku nggak tau apa mereka masih ingat atau nggak.
ULC 4 hari ngapain aja ? Kaya Secapa ? Banyak, akan aku ceritaiin satu-satu dibawah. Nggak kaya secapa, karena kita nggak dididik oleh TNI meskipun acaranya dilaksanakan di komplek militer. Tenang, nggak ada-ada marah-marah atau pendisiplinan, karena esensi acaranya bukan itu dan buat apa juga.

~Hari Pertama (Kamis, 10 Mei 2018)~
Aku kumpul di depan Masjid Al-Furqon jam 6.40 Pagi, harusnya acaranya dimulai jam 7 tetapi terlambat sampai jam 8.30 karena menunggu peserta lain yang datang. Peserta ULC ini dari semua fakultas dan kampus daerah (KAMDA) di UPI. Aku adalah delegasi dari Department Pendidikan Bahasa Inggris, sekaligus dari FPBS karena aku satu-satunya peserta dari FPBS. Selain dari UPI ada juga 2 peserta lain dari IKOPIN (Institut Manajemen Koperasi Indonesia).
Jam 8.30 kami dikumpulkan di aula Masjid Al-Furqon, acaranya adalah perkenalan, pembagian kelompok dan game Komunikata. Game Komunikata adalah game menyampaikan pesan dengan hanya menggerakan mulut tanpa mengeluarkan suara. Dan ada penjelasan singkat tentang ULC dari panitia. Kami berangkat sekitar jam 9 ke tempat pelatihan menggunakan truck TNI (mobil ranger), perjalanan yang ditempuh sekitar 40 menit.
Kelompok 7 UPI Leadership Camp 2018
Sesampai disana kegiatan pertama adalah sambutan-sambutan, lalu makan siang dengan bekal yang dibawa masing-masing dan shalat Dzuhur. Di pertengahan sesudah makan sambil menunggu waktu dzuhur ada ice breaking yaitu game pesona 2 menit. Game menebak gerakan dan yang ditebak yaitu nama gedung, kegiatan, atau orang penting di UPI. Ada satu orang peraga dan satu orang penjawab, peserta dibagi 2 tim yaitu tim laki-laki dan perempuan.
Sesudahnya ada coaching dengan kelompok masing-masing. Aku termasuk dalam kelompok 7 bersama dengan Aisyah (Pend. Matematika 2017), Annisa (Ilmu Pend. Agama Islam 2017), Hana (PGPAUD KAMDA Purwakarta 2017), Nito (PGSD KAMDA Cibiru 2017), Fadel (PGSD Purwakarta 2017), Wawan (Pend. Akuntansi 2017), dan Salim (PGSD KAMDA Soreang 2016). Untuk coach kelompok adalah Sofia (Pend. Manajemen Bisnis 2015) yang adalah dirjen pengembangan dari BEM REMA UPI. Sesi coaching ini adalah perkenalan dan pembahasan tentang pemuda dan 4 pilar kebangsaan.
Sesudah Coaching ada pematerian tentang pemuda dan 4 pilar kebangsaan yang di sampaikan oleh Dr. Al Muzzammil Yusuf, Anggota DPR RI. 4 Pilar kebangsaan yaitu : UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tungga Ika. Selain itu beliau membahas tentang Pasal 31 ayat 3 UUD 1945 dan Negara Hukum. Ada 5 ciri Negara hukum yaitu : Supremacy of Law, Equality Before The law, Due Process of Law, Peradilan Bebas Merdeka, dan Menjunjung tinggi HAM.
Setelah itu ada coaching lagi tentang organisasi BEM REMA UPI, dan dilanjut dengan pematerian “REMA UPI Sebagai Organisasi Strategis UPI” yang disampaikan oleh Kang Junai, Kang Sandi Irawan, dan Kang M. Ghurfon S . Di pematerian ini membahasa tentang REMA UPI yang merupakan organisasi struktural atau setara dengan rektorat. REMA UPI terdiri dari 3 badan yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa), dan MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa). BEM REMA mempunyai sub organisasi yaitu organisasi tingkat fakultas dan jurusan/department. DPM REMA mempunyai tugas untuk mengawas dan memberi rekomendasi terhadap BEM REMA. DPM REMA mempunyai tugas membuat undang-undang, salah satunya undang-undang pengkaderan dan undang-undang P2M. MPM merupakan organisasi yang terdiri dari para ketua umum organisasi tingkat fakultas, department/jurusan dan para ketua umum UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di UPI.
Sesudah materi tentang REMA UPI adalah makan malam (dengan nasi, capcay, dan telur) lalu diskusi kelompok tentang penampilan seni. Selanjutnya ada coaching lagi tentang masalah kampus di UPI.
Setelah coaching ada pematerian tentang Problematika Kampus UPI yang disampaikan oleh Firndo Fitrian, Fauzan Irfan, dan Firda Ayu Lestari. Ada 5 masalah utama di UPI yaitu : UKT (Uang Kuliah Tunggal), IUK (Iuran Uang Kemahasiswaan), PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbada Hukum), MWA (Majelis Walis Amanat), dan Fasilitas di kampus daerah yang kurang memadai. Sesudah pematerian ada diskusi dengan kelompok besar lalu ada simulasi aksi bagaimana cara lobbying dan advokasi dengan rektor tentang masalah kampus.
Simulasi merupakan agenda terakhir hari ini. Sekitar jam 12 malam kami pergi ke barak untuk tidur. Keadaan di dalam barak kosong layaknya aula tidak ada ranjang dan lemari, kami tidur hanya dengan matras dan sleeping bag.

~Hari Kedua (Jumat, 10 Mei 2018)~
Hari kedua kami dibangunkan sekitar jam 4.30 pagi untuk melaksanakan shalat subuh. Sesudahnya kami kembali ke barak untuk berganti pakaian dengan pakaian olahraga karena kami akan melaksanakan olahraga.
Kami olahraga di lapang depan barak, instrukturnya merupakan anak FPOK UPI. Olahraga diawali dengan pemanasan, lalu dilanjutkan dengan lari keliling lapangan dan game mencari pasangan sesuai jumlah peluit. Jika peluit ditiup 3 kali maka harus berkumpul 3 orang, dan jika peluit ditiup 4 kali maka harus berkumpul 4 orang, dan seterusnya. Ada hukuman bagi kelompok yang tidak mencapai jumlah yang telah ditetapkan, yaitu push up sebanyak 10 kali. Sesudahnya laki-laki dan perempuan dipisah karena berbeda game. Laki-laki bermain tarik tambang dan perempuan bermain catch me if you can. Sama seperti sebelumnya, yang kalah mendapat hukuman, hukuman kali ini adalah push up ditambah menggendong temannya sejauh setengah lapangan, namun hukumannya khusus laki-laki karena di game perempuan tidak ada yang kalah ataupun menang.
Sesudah olahraga kami pergi mandi. Di area kamar mandi ada shower rusak dan bilik kamar mandi dengan pintu yang rusak, selain itu ada bak besar tanpa air dengan gayung di luar. Karena yang bisa digunakan hanya bilik kamar mandi, kami jadinya mandi disana. Kami harus mengangkat pintu yang rusak untuk menutup kamar mandi, itupun tidak tertutup sempurna. Dan air disana kotor. Seriously I paid Rp 110.000 for this ? For that barack and the bathroom ? I think I could get more than this.
Sesudah mandi kami sarapan di depan barang dengan nasi kuning. Ada ice breaking sebelum kami sarapan yaitu bermain game panggil nama teman.  Setelah sarapan kami pergi ke aula untuk pematerian. Pematerinya adalah Hamda Ardiansyah, mantan presiden REMA UPI, materinya tentang Masalah Kampus & Advokasi. Beliau bercerita tentang masalah kampus, cara mengadvokasi, dan tipe mahasiswa. Ada 2 tipe yang tidak aktif di isu kampus yaitu : (1) Mahasiswa yang tidak tahu, dan (2) mahasiswa yang tidak mau tahu.
Coaching + Olahraga
Selanjutnya ada sesi coaching, di sesi coaching ini kami mengobrol tentang analisis kebijakan publik. Sesudah coaching ada pematerian tentang analisis kebijakan publik yang disampaikan oleh Andi Rahmat, mantan anggota DPR RI. Kebijakan publik merupakan kebijakan yang berlaku luas dan memiliki 3 unsur yaitu : Sumber Legimitasi Kebijakan, Alat Kebijakan, dan Dampak kebijakan.
Sesudah pematerian laki-laki kembali ke barak untuk persiapan shalat Jumat dan perempuan tetap di aula untuk keputrian. Jarak dari barak/aula ke masjid terdekat sangatlah jauh, sekitar 2-3 KM, atau kira-kira seperti jarak Kampus UPI Bumi Siliwangi ke Borma Setiabudi.
Setelah shalat Jumat selesai kami makan siang dengan nasi, tempe pedas, dan sayur toge. Dilanjut dengan diskusi penampilan kelompok sekitar 10 menit, dan sesudahnya kami ada pematerian lagi tentang Mahasiswa dalam Mengawal Kebijakan Pemerintah, yang disampaikan oleh Retas Amjad, dan Fajar Abdulah Azam.
Sesudah pematerian, dari 10 kelompok kami dibagi menjadi 4 fraksi. 4 Fraksi ini akan digunakan dalam pemilihan ketua angkatan ULC 2018. Setiap fraksi mencalonkan 2 orang calon ketua angkatan. Dan fungsi dari ketua angkatan ini adalah untuk memimpin social project yang akan kami laksanakan setelah kegiatan ULC ini berakhir.
Setelah diskusi panjang dan mendapat 8 calon ketua angkatan, kegiatan dilanjutkan dengan pematerian Pendidikan Sebagai Kunci Kemajuan Bangsa, yang disampaikan oleh Andika Ramadhan Febriansyah. Beliau bercerita tentang pendidikan di berbagai belahan dunia seperti di Cuba, Korea Selatan, dan lain-lain. Beliaupun berkata bahwa guru di Indonesia tidak dihargai. Guru harus sejahtera dan dihargai sehingga guru tidak hanya mikirin perut (makan) tetapi juga berpikir bagaimana berinovasi dalam pendidikan.
Sesudah pematerian kami isoma. Kami makan malam dengan nasi, telur, dan tahu. Kegiatan lalu dilanjutkan dengan diskusi perfraksi tentang social project. Setiap fraksi mengajukan social project yang nanti akan didiskusikan dan dimusyawarahkan untuk dipilih satu yang akan dijalani. Setelah diskusi lalu kami kembali ke barak sekitar pukul 10 malam untuk tidur.


Mohon maaf bila ada kesalahan nama