Sibuknya Jadi Koor Konsumsi di Makrab

0

Posted by Unknown | Posted in , ,


Setelah aku masuk pendidikan bahasa Inggris UPI (aku ceritaiin nanti jelasnya) dan menjadi anggota dari himpunan akhirnya department himpunan aku yaitu DPO (Departement Pengembangan Organisasi) ngadain suatu proker yaitu Makrab (Malam Keakraban). Dan disana aku diberi jabatan penting yaitu koordinator seksi konsumsi dan itu tuh salah satu seksi tersibuk di Makrab. Kenapa aku bisa jadi koor konsumsi ? Baca aja sampai akhir.


~Sebulan Sebelum Makrab~
Pas rapat pertama DPO kita itu ngomongin proker dan segala macem. Dan salah satu proker utama DPO itu adalah Makrab. Kita ngomongin segala macam sampai tiba ke pembagian panitia, yang menjadi koor harus yang tingkat 1. Aku berpikir keras harus jadi koor apa, sampai akhirnya di pikiran aku muncul jadi seksi konsumsi karena passion dan hobby aku itu adalah makanan, cuma seneng makan doing tapi hehe. Jadi pas ditanya siapa yang mau jadi konsumsi aku ngacung setinggi-tingginya. Dan aku dapet staff kating yaitu Teh Lina dari Pendidikan B 2015.

Peserta dan Panitia Makrab ESA Totalitas 2017
Ketika sudah fix kepanitaan, baru dijelasin job desknya. “Ryandi konsumsi ? Nanti masak ya buat peserta sama panitia, tahun kemarin Ayam Kecap sama Perkedel Jagung, tahun ini harus lebih enak” kata Teh Dennissa selaku ketua pelaksana. “Hah masak ?” aku langsung bengong, aku kira jadi seksi konsumsi itu cuma mesen makanan dan beli-beli snack buat disana, teranyata masak. Asli aku bingung disitu dan sempet ditawarin buat tuker posisi jadi koor dokumentasi, tapi dengan hati mantab dan penuh keyakinan aku terus lanjut jadi koor konsumsi.

Beberapa hari setelah rapat aku dilanda kegalauan karena bingung mau masak apa sampai aku ngadain research menu-menu makanan. Dan akhirnya pilihan aku jatuh kepada beberapa menu yaitu Bola-bola Mie dan Bala-bala sebagai appetizer, Ayam Suwir dan Pindang sebagai main course, Es Mutiara sebaga dessert, dan seblak sebagai snack. Dengan berbekal buku resep di rumah,Cookpad,dan tutorial Youtube akhirnya aku mulai nyoba latihan masak. Tapi lucunya aku nggak pernah masak makanan yang aku tulis di atas keculi bola-bola mie, aku malah masak resep-resep lain kaya Pancake dan Oreo Goreng. Dan teman-teman sekelas aku jadiin juri, mereka udah berkali-kali nyobain masakan aku termasuk yang gagal, karena ada beberapa resep yang harus revisi gara-gara salah nakar bumbu (contohnya kebanyakan baking soda), tapi untung makin akhir makin bener dan enak masakannya, banyak yang minta dimasakain lagi malah.

~Seminggu Sebelum Makrab~
Menjelang Makrab ketuplak udah minta RAB buat didiskusiin dirapat selanjutnya. Aku udah buat RAB banyak dengan menu-menu yang aku tulis diatas, tetapi pas H-1 rapat aku dapat kabar duka bahwa ada saudara yang meninggal,RIP, jadi aku ga bisa ikut rapat besoknya. Aku nyerahin semua RAB ke staff aku yaitu Teh Lina buat dijelasin di rapat. Pas lusanya udah ada hasil rapat tenyata nggak semua menu di acc. Kita cuma dibolehin milih 2 menu, dan yang aku dan staff pilih yaitu Ayam Suwir dan Bola-bola Mie + tambahan sayur. Dan kata staff aku kalau kebanyakan menu nanti kita rimbil (ribet) disananya. Setelah aku pikir-pikir bener juga sih dan aku lalu merevisi RAB untuk kedua menu itu.

Staff DPO ESA 2017
Pas H-3 Makrab ada tech meet dan dijelasin bahwa peserta membawa nasi sendiri dengan takaran 2 liter nasi per kelompok jadi nasi nggak aku masukin RAB, tapi tetep aja yang masak nasi nanti seksi konsumsi. Udah tech meet ada rapat lagi, Konsumsi dikasih dana sebesar 1.000.000,00 rupiah untuk konsumsi sebanyak 70 orang peserta dan juga panitia. Dan aku cairin dana 300.000,00 dulu buat beli bumbu-bumbu besok. Sementara 100.000,00 lain dicairin buat beli snack jadi sisa uang konsumsi 600.000,00 di bendahara.

Keesokan harinya, Kamis pagi sebelum kelas aku janjian sama staff aku, Teh Lina untuk belanja bumbu-bumbu di Pasar Gerlong. Disini mulai timbul masalah karena kita sama-sama nggak tau Pasar Gerlong dimana, jadi kita nanya-nanya sambil jalan terus ke arah Gerlong Tengah. Setelah perjalanan lurus yang panjang, kita menemukan orang berjualan sayur di pinggir jalan, karena kita pikir itu pasarnya jadi kita beli beberapa bumbu dan bahan kering seperti merica, daun jeruk, dan lain-lain disana. Kita nggak belanja banyak karena kita mau belanja lagi nanti pas hari H pertama Makrab yaitu hari Sabtu.

~Hari Pertama Makrab~
Akhirnya hari-H Makrab, pagi-pagi kaya kamis kemarin aku janjian sama Teh Lina buat belanja lagi, jadi kita pergi ke tempat di pinggir jalan yang jualan sayur dan bumbu kemarin.Sebelum belanja kita pergi ke bendahara buat ngambil uang sisa konsumsi, disitu aku inisiatif bagi 2 uang antara aku dan Teh Lina, aku 300.000,00 dan Teh Lina juga 300.000,00 , karena aku ga berani megang uang 600.000,00 sendirian. Akhirnya kita belanja, dan ketika kita udah beli banyak bumbu tapi ternyata yang jualan daging ga ada, ga jualan hari ini. Disitu aku sama Teh Lina dilanda kegalauan luar biasa, peserta mau dikasih makan apa nanti. Kita coba hubungi beberapa orang untuk minta diantar membeli daging di tempat lain, dan semua orang yang kita hubungi lagi sibuk dengan packing dan jobdesk-nya masing-masing. Disitu makin galaulah kita, musnah sudah semua harapan kita untuk masak daging.

Diantara kegalauan itu aku tiba-tiba keingetan bahwa belum beli kerupuk, Teh Lina langsung nyeletuk “Aku aja yang beli” . Akhirnya Teh Lina pergi ninggalin aku, beberapa lama aku nunggu aku di Line sama dia “Aku nemuin harta karun” , “Apaan ?” kata aku , “Jalan aja terus kebawah udah lewat warung kita beli energen terus liat kanan” . Akhirnya aku ngikutin kata Teh Lina, dan pas aku liat kanan , ASTAGA ! PASAR ! aku kaya orang yang nemuin El Dorado, disitu bener-bener harta karun karena aku menemukan sebuah pasar yang bener-bener lengkap. Jadi selama ini aku bukan belanja di pasar tapi di pinggir jalan yang menuju ke pasar. Sesudah aku terkagum-kagum dengan sebuah pasar beberapa saat kemudian Teh Lina muncul dengan membawa daging 7kg dan kerupuk, “Bener-bener harta karun, aku nemu semua, untung kamu kasih uang 300 tadi, ini bantuin bawa daging 7kg” . Akhirnya setelah menemukan ‘harta karun’ itu kita kembali ke UPI dengan berjalan kaki dan membawa barang bawaan yang banyak ditambah daging 7kg, apalagi jarak ke UPI lumayan jauh kira-kira 500m. Disepanjang perjalanan kita banyak istirahat karena berat. Sekarang aku ngerti kenapa kebanyakan koki itu cowo, karena bahan-bahan buat memasak itu nggak ringan.

Dapur yang Sibuk
Setelah nyampe di UPI kita nunggu kendaraan buat pergi ke Villa. Disana udah ada ketuplak yang menunggu dan bilang bahwa bahan-bahan ditambah aja seperti daging ditambah 3kg dan mie instant yang asalnya hanya beli 18 bungkus ditambah jadi sekardus. Jadi kita kembali ke pasar buat beli bahan-bahan lagi, untungnya kali ini dipinjemin motor. Sesudah itu, Teh Lina berangkat duluan bersama beberapa panitia ke Villa, sementara aku berangkat bersama peserta. Pas nyampe disana,belum beberes aku disamperin Teh Lina, “Ryandi ini telur pecah 7, mau beli lagi ?” . Aku iyaiin terus aku kasih uang sisa buat Teh Lina beli telur, tapi kali ini Teh Lina perginya tanpa aku tapi sama temen aku, Ellen , karena aku masih harus beberes dan ngecek dapur juga peralatannya.

Pulang-pulang dari beli telur Teh Lina beli kerupuk bubur mentah dan juga sawi, dia mau masak seblak. Asalnya mau masak buat dia sendiri tapi kerupuknya minimal harus beli se-ons jadi dia masak buat orang-orang yang ada di dapur yaitu aku dan beberapa anak DPO. Tau gini, masukin aja seblak di RAB nggak usah dihapus. Dan hari ini kerjaan seksi konsumsi ringan karena Cuma bagiin snack, dan makan malam kita bawa masing-masing.

~Hari Kedua Makrab~
Hari terakhir sekaligus paling heptic. Pagi-pagi udah shalat subuh aku langsung ke dapur buat masak air untuk peserta, nanti mereka ngambil sendiri airnya untuk masak mie cup atau cereal. Dan nasi pertama udah dimasakin oleh Teh Lina dan Ellen. Sesudah memasak air aku dibantu beberapa teman dan kating menyuwir ayam 10kg yang sudah dibeli sebelumnya. Jam 8 pagi selain orang-orang di dapur  pada pergi keluar buat senam dan bermain game, tetapi konsumsi dan orang-orang yang di dapur tetep stay karena harus masak.

Saat ayam sudah disuwir setengahnya beberapa orang langsung bantu buat motong-motong dan mengulek sayur dan bumbu  seperti cabe,bawang,dan lain-lain. Sesudah semua ayam disuwir kita masukin kedalam frying pan/katel yang jumbo lalu kita masukin air dan bumbu-bumbu. Yang paling susah disini itu adalah mengaduk bumbu ayam agar merata. Ayam Suwir ini dihandle oleh Teh Lina untuk memasaknya.

Di saat yang sama ayam dimasak, yang lain ngerebus mie dan membuat adonan untuk bola-bola mie, semua adonan Bola-bola Mie ini aku yang nakar dan ada beberapa improvisasi dari resep seperti ditambah ketumbar dan bawang putih yang membuat rasanya lebih enak. Sesudah mie dan adonan dipersatukan tinggal dicetak ternyata  bola-bola yang kita buat kekecilan dan kalau dimasak bakal memakan waktu lama, jadi kita tambahin adonannya 2-3 kalinya. Pas udah ditambahin adonan ternyata nggak bisa dibentuk bola karena kebesaran jadi bentuk masakan ini berubah menjadi abstrak dan berubah nama menjadi Mie-dog. Sesudah dibentuk banyak, Mie-dog ini kita goreng.

Suasana Dapur Villa
Sambil menggoreng Ayam dan Mie-dog, kita juga masak nasi. Harus beberapa kali masak nasi karena magic-com yang ada terbatas, kita masak nasi sampai 4 kali. Dan nasi-nasi ini dibungkus memakai kertas nasi agar porsinya pas untuk peserta.

Sesudah semua masakan selesai dimasak dan nasi sudah siap, saatnya makan ! Para peserta kelaparan sudah menunggu dan mengantri dengan tertib. Seksi konsumsi dan orang-orang di dapur membagikan makanan kepada peserta. Mereka dapat satu porsi nasi, satu Mie-dog, satu centong Ayam Suwir, dan 2 kerupuk. Pas semua peserta sudah dapat makan saatnya orang dapur yang makan. Saat makan rasanya aku bahagia banget karena akhirnya semua ini sudah berakhir, dari pertama belanja sampai tadi masak, akhirnya selesai. Dan aku dapet feedback kalau makanannya enak, disitu aku makin bahagia, semua kerja keras aku dan yang lain berarti terbayar. Dari yang asalnya cape, pas denger itu semua rasa cape aku rasanya hilang. Sesudah pada selesai makan kita cuci piring dan beberes. Peserta bawa misting sendiri, jadi kita hanya cuci alat-alat yang kita pakai masak.

Terakhir, aku mau ngucapin terima kasih sebanyak-banyaknya buat yang udah bantu aku dan seksi konsumsi, terutama patner masak aku di seksi konsumsi yaitu Teh Lina Marlina. Terima kasih juga yang sudah bantuin konsumsi ; Ellen, Annisa, Ulfah, Sherin, Teh Syifa, Teh Puspa, Teh Tami, Kang Bara 5 Seasons,  Teh Farrah, Kang Ivan, dan ketua pelaksana yaitu Teh Dennissa Adiesti. Sekian CPJ (Curhat Pertanggung Jawaban) aku sebagai seksi konsumsi di Malam Keakraban ESA Totalitas 2017. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kalian para reader yang menjadi seksi konsumsi di acara-acara besar.