Sudah satu semester aku
tinggal di kost, dan aku belum kenal satu tetanggapun. Aku hanya kenal Ibu dan
Bapa Kostku, itupun nggak terlalu kenal. Aku sering melihat atau berpapasan
dengan tetanggaku beberapa kali. Dan itu hanya berujung lihat-lihatan tanpa
komunikasi, karena seringkali kita bertemu dalam posisi harus cepat ke kampus
karena kuliah pagi.
Kadang sedih, ngerasa
sendiri di kost. Tapi aku punya sisi dimana aku sulit untuk kenalan dengan
orang baru tanpa suatu paksaan atau takdir, ya bisa dibilang introvert dengan
sedikit anti sosial. Dalam setiap doaku, aku selalu berdoa "Ya Tuhan,
perkenalkanlah aku dengan tetangga kostanku". Doa itu aku panjatkan setiap
aku ibadah sejak aku mulai ngekost.
And then, a week before UAS
semester 3. Pas aku lagi buru-buru ke kampus karena telat kuliah, nggak sengaja
aku nabrak orang di tangga. Dia bilang "Maaf-maaf" terus langsung
pergi ke atas, mugkin karena buru-buru. Dan bodohnya aku malah bengong di tangga
sampai dia pergi, nggak bilang maaf atau apapun. Terus otak aku conect "Oh
itu akang (kakak) yang di kamar
sebelah aku, cuma kepisah tangga". Karena dia udah pergi, ya udah aku juga
pergi langsung karena kuliah di mulai 10 menit lagi.
2 bulan berlalu, aku nggak
pernah berpapasan dengan tetangga lagi. Dan akhir-akhir ini aku lagi
menggunakan suatu "Chating Apps" , bisa dibilang ini applikasi buat
orang-orang kesepian atau cari teman. Walau ya, aku nggak se-ngenes itu. Kadang
applikasi ini juga nge-match kita dengan orang random, regardless it gender,
sex, and race.
Lalu suatu malam, ada chat
masuk. Di liat dari jaraknya dekat sekali, kurang dari 10 meter. Dia bilang
“Dimana ? Kok deket banget, anak UPI ?” , terus aku jawab “Ya, aku di Geger
Kalong Girang”, lalu dia membalas “Kost disana ? Saya ngekost di kost yang
warna hijau”. Sesudah itu kami lanjut bercakap-cakap dan tukeran kontak
Whatsapp.
Di Whatsapp kami mengobrol
banyak dan janjian untuk meetup untuk ngobrol-ngobrol malam ini sekitar jam 9
malam karena dia ada kerja kelompok sebelumnya. Sembari nunggu dia, aku keluar
nyari makan dan sempet liat bahwa kost berwarna hijau adalah gedung kost
disebelahku.
Sekitar jam 9 malam aku
sudah di kamar dan mendengar Ibu kost menyapa seseorang di Lantai 1, “Baru
pulang ? Malam sekali” , “Ya Bu, baru pulang kerja kelompok” sahut seorang
lelaki yang lalu dia naik keatas dan membuka suatu pintu kamar. Beberapa saat kemudian ada chat masuk dari
dia di whatsapps, “Jadi ngobrol-ngobrol ? saya sudah pulang” , “Wait, kost kamu
berapa lantai ? soalnya tetangga aku juga baru balik” tanyaku, lalu dia
menjawab “4 lantai”, “Kamu tinggal di lantai ?” tanyaku lagi, “Saya di lantai
2, kamar nomor 3 dekat tangga” jawabnya.
Aku sempet mikir, kost 4
lantai dengan kamar no. 3 deket tangga, cocok sekali dengan deskripsi kost aku.
Aku lalu menjawab chat dia lagi “Jangan-jangan kita sekost” . Setelah mengirim
chat tersebut aku lalu keluar dan mengunci kamar kostku lalu pergi ke kamar
no.3 untuk memotret pintunya yang kemudian aku kirimkan ke dia. “Bangunan dan
kamar yang ini bukan ?” tanyaku. “Wah sekost hahaha” jawabnya, lalu aku
membalas “Pantes deket banget”. Memang dekat sekali kamarnya, hanya sekitar 1
meter dari kamarku.
Kemudian, aku mengetok pintu
kamarnya, lalu kita mengobrol-ngobrol di kamar kostnya. Kita nggak pergi
ngobrol di luar karena percuma, kita tinggal satu atap dan udah terlalu malas
untuk pergi keluar. Aku ngobrol sama dia cukup lama sampai tengah malam. Dari
obrolan kita aku baru tahu bahwa dia adalah mahasiswa S3 di UPI, dan lagi
mengerjakan tesis. Oh ya nama dia Boy, dia berasal dari Palu, Sulawesi.
Akhirnya aku ada orang yang
aku kenal di kost tetapi walau kenal kita nggak terlalu dekat karena sama-sama
sibuk dan jarang di kost. Aku sesekali main ke kamarnya atau sebaliknya untuk
ngobrol-ngobrol atau menghabiskan waktu bersama seperti mengerjakan tugas (yang
tentu saja tugas kita sangat berbeda).
Dan beberapa minggu setelah
aku kenal dengan Boy. Aku ngelihat akang
yang dikamar no. 1 lagi packing dan pindahan, sepertinya dia pindah ke kamar
no.7 (kamar ini dulunya kosong). Sehingga kamar no.1 jadi kosong. Dan aku nggak
pernah melihat lagi penghuni dari kamar no.2 . Untuk akang di kamar B & D aku beberapa kali berpapasan tetapi tetap
tidak ada interaksi, mungkin dilain waktu kita bisa berkenalan. Aku juga
berpasasan dengan beberapa tetangga misterius yang lain, aku pikir aku perlu
bersosialiasasi lebih banyak.
Comments (0)
Posting Komentar